Apr 20, 2007
Quadrangle's ISBN Story
Janji mo crita2 ttg proses permohonan ISBN buat Quadrangle. Dan, baru bisa ditepatin hari ini.

Here is the story:

Sebenernya aku dah cari tahu tentang ISBN dari jauh2 hari. Berawal dari postingan Agung dan Mas Jonru yang ngebahas tentang ISBN, aku cari tahu lebih banyak. Akhirnya nemu jurnal ini dan nemuin pusat International ISBN Agency.

Tapi sayang ketika aku telepon untuk yang pertama kali, salah seorang petugas yang mengurus ISBN di PerPusNas bilang kalo penerbit perorangan (self-publisher) gak bisa dapet nomor ISBN. Wah sedih banget. Setelah curhat ke Rani, aku jadi keinget bahwa aku bisa tanya ke temen2 yang ngambil jurusan Perpustakaan di kampus dulu, di antaranya Ira dan Iman. Dan keduanya bilang bahwa seharusnya bisa, berdasarkan mata kuliah mereka yang pernah ngebahas soal ISBN, tentunya. Aku jadi berpikir, mungkin sipetugas itu bilang nggak bisa karena memang di Indonesia belum biasa sama yang namanya self-publishing.

Inget kalo Dewi Lestari alias Dee pertama kali menerbitkan Supernova dengan cara indie alias self-publishing, aku langsung keluarin koleksi Supernova-ku. Alhamdulillah ketemu satu nomor telepon, # hp. Setelah aku hubungi, aku bicara dengan Mbak Yeni, asisten Dee yang juga pernah ngurus ISBN dan Mbak Yeni bilang memang semestinya bisa.

Nah, mulai seru nih. Dengan bercercah-cercah harapan, aku akhirnya memutuskan untuk menghubungi Mr. Brian Green via e-mail berbekal ISBN Term and Conditions yang aku dapat di R.R. Bowker LLC ("Bowker")'s site. Ini cuplikan jawaban dari Mr. Green:

Dear Mr Alwi (gak papa deh dipanggil Mr asal dapet ISBN)

Even if you only publish your own books, you are still a publisher and should therefore apply for ISBNs from the Indonesian ISBN Agency as an individual even if you are not a company.

Regards.

Brian Green
International ISBN Agency

Sip kalo gitu.



Akhirnya aku telpon lagi ke PerPusNas dan menanyakan tentang syarat-syarat apa saja yang harus aku bawa (tanpa bahas lagi soal self-publishing krn kupikir kalo mereka masih gak bisa kasih, aku tinggal tunjukin email2 aku dg Mr. Green). Dan jawaban mereka adalah:
  1. Surat Permohonan
  2. Halaman Judul
  3. Kata Pengantar
  4. Daftar Isi
  5. plus mengisi Form Surat Pernyataan dari mereka
Siap!

Dan hari Kamis, 12 April aku ke sana, lengkap dengan persyaratan. Oops...ternyata gak bisa!



Wah, ternyata cuma kurang satu hal: Surat Permohonan-ku gak pake Kop Surat. Fiuh...

Kembalilah aku keesokan harinya dengan sang kop surat sakti (buatanku sendiri) dan Ibu Tri yang baik hati pun memberikan nomor itu hanya dengan biaya Rp. 25.000,- (biaya resmi). Oh ya, aku gak pake barcode secara untuk pake barcode perlu waktu yang lebih lama. Padahal sih bisa kok.

So............that's the happy end of Quadrangle's ISBN story...

PS: kok aku ngotot banget pengen pake #ISBN? Karena...kalo gak Quadrangle bakal ditolak toko buku...hehehe...gak bisa jualan dunk!

PS lagi: MET WIKEN!

Labels: ,

 
posted by Quadrangle at 17:25 | Permalink |


2 Comments: